[KarirMahasiswa] Dua dekade yang lalu,
keadaan politik, sosial, ekonomi dan teknologi dunia lebih stabil dan mahasiswa
yang memasuki dunia kerja menikmati keuntungan (karir) yang begitu stabil.
Namun, sejak saat itu dunia sudah mengalami perubahan yang drastik, termasuk
globalisasi, kemajuan dalam sains dan teknologi serta restrukturisasi
organisasi. Di Indonesia, kita juga mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam
bidang sains dan teknologi seperti dibidang komunikasi yang sudah diperkenalkan
oleh perusahaan-perusahaan di negara ini. Di samping itu, dengan persaingan
yang meningkat, produk-produk baru dan jasa juga sering diperkenalkan di dalam
pasaran.
Dengan perubahan-perubahan
ini, kesempatan baru telah muncul seperti integrasi regional. Ia tidak hanya
dalam pergerakan tenaga kerja tetapi juga barang-barang dan jasa. Hal ini telah
membawa kepada permintaan yang lebih jauh terhadap karir-karir baru dalam
bidang teknologi, sosial, dan sains.
Oleh sebab itu, untuk
memenuhi permintaan perubahan ini, institusi-institusi pendidikan harus mampu
mengeluarkan produksi sumber daya manusia yang memiliki karakter dan kualitas
dalam bidang-bidang tersebut. Intitusi-institusi pendidikan juga harus membuat
perubahan dalam menawarkan program-program mereka. Jadi, tantangan-tantangan
karir yang dihadapi para pelajar meliputi ketidak pastian karir, pengaksesan
informasi dan program pengembangan karir dan tantangan sosial-budaya.
Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi
tantangan-tantangan karir yang dihadapi mahasiswa serta merekomendasikan
bagaimana tantangan tersebut bisa diatasi. Pembahasan akan difokuskan pada tiga
aspek yaitu:
1. Ketidakpastian karir,
2. Pengaksesan informasi dan program
pengembangan karir yang tersedia
3.
Tantangan-tantangan ekonomi dan teknologi yang semakin
dinamis
Ketidakpastian Karir
Banyak mahasiswa yang tidak
mengetahui dengan pasti tentang pemilihan karir mereka. Lingkungan luar yang
berubah terlalu cepat memaksa mereka untuk memodifikasi keputusan mereka dari
waktu ke waktu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketidakpastian dalam
pemilihan karir sangat umum terjadi di kalangan pelajar institusi perguruan
tinggi. Para
mahasiswa di Indonesia juga mempunyai tantangan dalam menentukan karir-karir
mereka. Hal ini sepertinya disebabkan oleh kurangnya pengenalan terhadap
metode-metode bimbingan dan penilaian karir sewaktu dibangku sekolah. Padahal,
pengenalan ini akan membantu para pelajar untuk memilih dan menentukan minat,
nilai dan kemampuan mereka serta mengintegrasikan aspek-aspek tersebut dalam
bidang karir utama mereka. Dalam waktu yang sama, mereka tidak membuang waktu
untuk mencari karir dalam bidang yang lain. Juga, masih banyak para mahasiswa
yang belum diperkenalkan dengan karir-karir yang sifatnya non-tradisionil.
Oleh sebab itu, dalam membuat pilihan untuk melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi, para pelajar tidak tahu bidang apa yang secara realitasnya harus diambil. Mereka membuat pilihan semata-mata berdasarkan minat atau berdasarkan kualifikasi yang ada saja. Begitu mendapat banyak pengenalan dan masukan, mereka akan membuat perubahan pilihan. Sudah tentu, hal ini akan memberikan impak kepada program studi mereka yakni akan memperpanjang waktu dalam menyelesaikan studi.
Oleh sebab itu, dalam membuat pilihan untuk melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi, para pelajar tidak tahu bidang apa yang secara realitasnya harus diambil. Mereka membuat pilihan semata-mata berdasarkan minat atau berdasarkan kualifikasi yang ada saja. Begitu mendapat banyak pengenalan dan masukan, mereka akan membuat perubahan pilihan. Sudah tentu, hal ini akan memberikan impak kepada program studi mereka yakni akan memperpanjang waktu dalam menyelesaikan studi.
Program-program dan
penggunaan alat-alat penilaian untuk karir telah banyak diperkenalkan oleh
pusat-pusat pelayanan, penempatan dan karir di seluruh dunia seperti Myers
Briggs, System for Interactive Guidance and Information (SIGI) 3 dan Discover.
Melalui alat-alat ini para pembimbing (counsellors) akan membantu para pelajar
yang tidak mengetahui tujuan karir mereka untuk membuat penilaian secara
saintifik terhadap diri mereka sendiri berdasarkan minat, nilai-nalai (values)
dan kemampuan-kemampuan mereka.
Pusat-pusat karir seharusnya
mempunyai unit yang memberikan pelayanan yang mefokuskan pada informasi umum
tentang karir dan menghubungkan informasi tersebut dengan jurusan-jurusan
mereka. Mereka juga harus menyediakan sumber-sumber bacaan tentang berbagai
karir dan informasi tentang pasaran tenaga kerja. Pusat-pusat ini juga harus
mempunyai literatur tentang apa yang mereka tawarkan untuk mengundang para
pelajar menggunakan jasa mereka. Di samping itu, mereka juga harus memfokuskan
pada pengembangan program-program yang sifatnya pelatihan pengalaman dan
ketenagakerjaan untuk membantu para pelajar membuat keputusan karir seperti
yang diinformasikan.
Sementara itu, para pembina
karir harus bekerjasama dengan institusi-institusi penyedia (contohnya
perguruan tinggi) dengan memberikan bantuan bimbingan dan pembinaan untuk
mengembangkan program-program karir. Ini akan membantu para pelajar dalam
memilih tawaran program studi dan karir mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan
mengadakan kunjungan-kunjungan ke instuitusi pendidikan ataupun mengadakan
pelatihan dan seminar.
Program Pengembangan Karir Di Kampus
Sudah banyak institusi
perguruan tinggi di Indonesia yang mempunyai pusat pelayanan karir, namun masih
banyak juga yang tidak lengkap. Akibatnya, mereka tidak menyediakan unit-unit
yang membantu para pelajar mendapatkan keterampilan dan kompetensi yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan akademik mereka untuk bersaing dengan
sukses mendapatkan pekerjaan dan pelayanan di abad yang dinamik ini.
Banyak pusat-pusat tersebut
yang hanya lebih memfokuskan pada penempatan kerja dan kurang memperhatikan
komponen-komponen penting dalam aspek pengembangan karir (contohnya
program-program dan bimbingan karir yang berfokus pada persiapan untuk ke dunia
pekerjaan). Di pusat-pusat karir selalunya ada kebutuhan terhadap Pembina/pembimbing
yang berkaliber di bidang pengembangan karir guna menyediakan pelayanan yang
bertaraf dunia.
Akses terhadap program-program pengembangan karir seperti leadership dan mentorship juga terbatas. Para pengelola perguruan tinggi bisa menilai sendiri apakah pusat-pusat ini sudah dimaksimalkan demi kepentingan institusi mereka dan para pelajarnya. Selain pertumbuhan dalam program-program seperti ini, terdapat kebutuhan untuk ekspansi dan pengenalan yang berkelanjutan terhadap program yang baru.
Akses terhadap program-program pengembangan karir seperti leadership dan mentorship juga terbatas. Para pengelola perguruan tinggi bisa menilai sendiri apakah pusat-pusat ini sudah dimaksimalkan demi kepentingan institusi mereka dan para pelajarnya. Selain pertumbuhan dalam program-program seperti ini, terdapat kebutuhan untuk ekspansi dan pengenalan yang berkelanjutan terhadap program yang baru.
Pembangunan dan perkembangan
mahasiswa secara luas harus didukung dan dilaksanakan sebab ia merupakan satu
proses dan satu unit yang holistik guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Perkembangan dan pembangunan mahasiswa harus meliputi sejumlah keterampilan,
pengetahuan, kompetensi, kepercayaan dan sikap yang harus ditanamkan ketika
mereka di perguruan tinggi. Ini semua termasuk :
- Keterampilan kognitif yang kompleks seperti refleksi dan pemikiran kritis,
- Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan terhadap masalah-masalah praktis yang dihadapi (contohnya ketika liburan, di dalam keluarga atau aspek-aspek kedupan yang lain),
- Pemahaman dan apresiasi terhadap perbedaan-perbedaan kemanusiaan, Perasaan yang menyeluruh terhadap identitas, kepercayaan dan kemampuan diri, integritas, keyakinan dan tanggungjawab sipil (Journal of College Student Development. Vol 46 #5 Sept-Oct 2005 Pp 559; 560).
- Kompetensi praktis seperti membuat keputusuan, pemecahan masalah dam kerjasama tim.
![]() |
suasana yang selalu terjadi di jobfair, dimana ketersediaan lapangan kerja tidak sesuai dengan jumlah pencari kerja |
Komunikasi Dan Akses Terhadap Informasi Karir
Mengakses informasi karir
biasanya bukanlah minat dari kebanyakan pelajar, kecuali ketika mereka masuk
perguruan tinggi (itupun ketika mereka tidak tahu objektif karir mereka) dan
ketika mereka akan lulus (itupun jika mereka butuh kerja). Pengembangan karir
memerlukan pendekatan yang terencana dan seharusnya para pelajar memanfaatkan
pusat pelayanan tersebut sepanjang mereka di kampus. Sayangnya, banyak
mahasiswa yang sudah lulus mengatakan mereka jarang atau bahkan tidak pernah
memanfaatkan pusat pelayanan tersebut. Ada juga yang melihat iklan tentang
program yang ditawarkan, membaca brosur, tetapi tidak memanfaatkan pusat
layanan tersebut. Kurangnya akses informasi karir bisa menhambat para pelajar
dari membuat perencanaan laluan karir atau membuat keputusan karir seperti yang
diinformasikan.
Sejalan dengan meningkatnya
populasi kampus secara internasional, penggunaan internet/intranet merupakan
alat yang bagus untuk berkomunikasi dengan para pelajar. Pusat-pusat karir
seharusnya mempunyai website sendiri. Para pelajar harus dianjurkan dan
didorong untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi.
Pusat-pusat karir harus
menggunakan berbagai cara untuk berkomunikasi dengan para pelajar seperti
penggunaan poster, brosur, stasiun radio kampus, bulletin, rekan
Pembina/pembimbing, atau anggota fakultas yang lain.
Komunikasi dengan majikan
(employers) yang prospektif juga bisa dilakukan dengan menggunakan program
"Job Link" yang dibuat secara khusus. Ini akan memudahkan para
pelajar, staf dan para majikan untuk mengakses informasi. Kalau sebuah kampus
memiliki asrama mahasiswa, kerjasama dengan pengurus dan pengelola asrama harus
dibuat untuk membantu mengakses semua populasi pelajar.
Tantangan-Tantangan Ekonomi Dan Teknologi
Persaingan untuk mendapatkan
pekerjaaan adalah sangat tinggi di Indonesia. Kompetisi ini menjadi lebih
sengit dengan kemunculan Internet yang bisa membuat pengrekrutan secara online
dan global. Para majikan mengharapkan dan memerlukan lulusan baru yang
mempunyai pengalaman kerja dan berbagai keterampilan serta fleksibel. Oleh
sebab itu, para pelajar harus dipersiapkan untuk mengkreasikan pekerjaan mereka
sendiri bahkan kalaupun mereka sedang dalam usaha memenuhi permintaan majikan
yang prospektif. Para pelajar juga perlu mengembangkan keterampilan dan
kompetensi demi kelangsungan hidup di dunia pekerjaan, serta perlu
mengembangkan apresiasi untuk pembelajaran yang berkesinambungan.
Sementara itu, situasi ekonomi telah memaksa para individu menunda program pelatihan di tingkat perguruan tinggi dan memasuki tempat kerja pada level yang rendah. Ada juga yang terpaksa berhenti kuliah sementara karena sedang berusaha untuk mendapatkan dana. Dalam situasi yang lain, di negara sendiri, ada juga harus memilih pilihan kedua karena pilihan yang pertama sudah tidak ada tempat sedangkan untuk keluar negara biayanya terlalu mahal.
Dalam menaggapi tantangan-tantangan ini, para spesialis karir harus memastikan bahwa para pelajar telah dilengkapi supaya dapat bertahan hidup dalam pasaran kerja yang kompetitif. Program-program seperti pekerjaan sambilan (part-time), pekerjaan musiman serta pelatihan di dalam instansi-instansi tertentu (internship) akan mmberikan para pelajar pengetahuan tentang dunia pekerjaan serta akan meningkatkan keyakinan diri mereka. Dunia seminar pekerjaan juga akan membantu para pelajar mendapat keterampilan-keterampilan dan kompetensi tambahan yang diperlukan untuk melengkapi pencapaian akademik mereka. Sementara itu, mereka juga akan mengetahui tentang apa yang diharapkan oleh para majikan. Para pelajar juga harus dibimbing tentang cara-cara yang sukses dalam merencanakan dan mengorganisasikan pencarian pekerjaan, bagaimana untuk menerima pekerjaan, bagaimana untuk menolaknya dan bagaimana untuk menjaga keyakinan diri.
Sementara itu, situasi ekonomi telah memaksa para individu menunda program pelatihan di tingkat perguruan tinggi dan memasuki tempat kerja pada level yang rendah. Ada juga yang terpaksa berhenti kuliah sementara karena sedang berusaha untuk mendapatkan dana. Dalam situasi yang lain, di negara sendiri, ada juga harus memilih pilihan kedua karena pilihan yang pertama sudah tidak ada tempat sedangkan untuk keluar negara biayanya terlalu mahal.
Dalam menaggapi tantangan-tantangan ini, para spesialis karir harus memastikan bahwa para pelajar telah dilengkapi supaya dapat bertahan hidup dalam pasaran kerja yang kompetitif. Program-program seperti pekerjaan sambilan (part-time), pekerjaan musiman serta pelatihan di dalam instansi-instansi tertentu (internship) akan mmberikan para pelajar pengetahuan tentang dunia pekerjaan serta akan meningkatkan keyakinan diri mereka. Dunia seminar pekerjaan juga akan membantu para pelajar mendapat keterampilan-keterampilan dan kompetensi tambahan yang diperlukan untuk melengkapi pencapaian akademik mereka. Sementara itu, mereka juga akan mengetahui tentang apa yang diharapkan oleh para majikan. Para pelajar juga harus dibimbing tentang cara-cara yang sukses dalam merencanakan dan mengorganisasikan pencarian pekerjaan, bagaimana untuk menerima pekerjaan, bagaimana untuk menolaknya dan bagaimana untuk menjaga keyakinan diri.
Tantangan-tantangan sosial budaya.
Tantangan-tantangan sosial
budaya yang memberikan impak kepada para pelajar termasuk mengejar karir yang
disuruh oleh orang tua, tanpa memikirkan keinginan pelajar atau faktor-faktor
kelemahan dan kekuatan mereka. Ada juga yang menolak untuk berkarir dalam
bidang yang mereka sukai karena secara tradisionil ianya akan dipandang
mempunyai status yang lebih rendah atau bergaji kecil. Disisi lain, ada juga
yang tidak memilih laluan karir tertentu karena bias jenis kelamin. Sebagai
contoh, terdapat permintaan untuk perawat laki-laki, tapi pada umumnya, kaum
lelaki kurang memilih karir ini sebab mempunyai resiko untuk dikritik.
Kebanyakan tantangan-tantangan tersebut bisa diatasi secara individu melalui bimbingan karir. Membangun keyakinan dan kemampuan diri dan mengakui nilai-nilai positif sesorang adalah bidang yang bisa didiskusikan. Mempelajari minat para pelajar dan membantu dalam keterampilan membuat keputusan dan identitas diri juga akan sangat berguna.
Kebanyakan tantangan-tantangan tersebut bisa diatasi secara individu melalui bimbingan karir. Membangun keyakinan dan kemampuan diri dan mengakui nilai-nilai positif sesorang adalah bidang yang bisa didiskusikan. Mempelajari minat para pelajar dan membantu dalam keterampilan membuat keputusan dan identitas diri juga akan sangat berguna.
Menyuruh mereka melakukan
evaluasi diri dengan cara mengidentifikasi minat, keterampilan, kemampuan dan
nilai-nilai serta kemudian menyelaraskan dengan tujuan karir juga akan membantu
mereka dalam membuat keputusan karir mereka berbanding jika hanya bergantung
pada keputusan atau saran-saran orang tua atau teman-teman.
Dalam mempersiapkan karir,
para pelajar dihadapkan dengan banyak tantangan. Ia sudah menjadi tanggungjawab
para pembimbing karir untuk mengetahui hal ini dan dalam menanggapinya,
mengembangkan dan menyampaikan program-program yang dapat memenuhi kebutuhan
mereka.
Tantangan-tantangan karir dari pandangan mahasiswa.
Berikut adalah beberapa
pandangan para pelajar tentang tantangan-tantangan karir yang mereka hadapi.
Ini semua dikumpulkan melalui studi eksplorasi yang hasilnya telah dirilis oleh
the Jamaica Observer pada 10 Desember 2006.
1.
Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan pengalaman 3 - 5
tahun. Para mahasiswa yang begitu tamat terus melanjutkan ke program pasca
sarjana juga mempunyai pandangan yang sama.
2.
Mencari kerja sampingan sambil kuliah (part-time &
summer empoyment). Kesempatan ini penting tidak hanya untuk menyediakan dana
keperluan umum tetapi juga memberikan pengalaman kerja yang dibutuhkan. Ini
juga menyediakan pengetahuan tentang dunia pekerjaan. Yang utama, kesempatan
ini akan meningkatkan kepercayaan diri dan membantu mengembangkan skills dan
competencies.
3.
Pembiayaan pendidikan. Walaupun banyak yang mendapat
pinjaman pendidikan, masih banyak juga yang sukar untuk mendapatkan penjamin
(guarantors). Tantangan yang lain adalah pembiayaan penjagaan (maintenance)
yang meliputi akomodasi, transportasi, makan-minum dan buku-buku.
4.
Kurangnya pengetahuan tentang apa yang diharapkan oleh
Employers. Para mahasiswa (sebagai prospective employees) tidak mengetahui
ini-kecuali 3-5 tahun pengalaman kerja. Akibatnya, mereka takut tidak tahu
bagaimana berfungsi secara efektif dalam pekerjaan walaupun memiliki
kualifikasi akademik yang dibutuhkan.
5.
Kurangnya pengalaman praktek dalam bidang pengkhususan.
Para mahasiswa percaya mereka tidak mempunyai pengalaman praktek (hands-on
experience) yang mencukupi berhubung dengan program studi mereka. Oleh sebab
itu, mereka lebih suka melakukan program-program yang sifatnya praktikal
(structured work-study, internships, service learning).
6.
Mendapatkan pembimbing/pembina karir (mentor,
counsellor). Mahasiswa sangat sulit mendapatkan seseorang untuk membimbing dan
membantu mengembangkan laluan karir mereka sehingga bisa mencapainya.
Akibatnya, ada yang melanjutkan program yang tidak sesuai dengan minat dan
harus tukar program hingga memperpanjang program studi.
7.
Penawaran program yang terbatas. Terbatasnya penawaran
program studi dan pasaran pekerjaan menghambat mahasiswa untuk mendapatkan kerja
dan melanjutkan karir dalam area studi mereka. Untuk lulusan setingkat
perguruan tinggi, banyak posisi yang diterima di bawah level poin masuk.
8. Pembayaran kembali pinjaman
pelajar. Mendapatkan pekerjaan yang bisa memfasilitasi untuk pembayaran kembali
pinjaman merupakan tantangan yang mereka hadapi setelah tamat kuliah.
Hutang-hutang yang lain ketika mereka kuliah dan gaji yang tidak mencukupi juga
merupakan isu yang harus ditangani.
9.
Afiliasi agama. Afiliasi agama dan lokasi geografi
mahasiswa juga merupakan tantangan yang harus dihadapi.
10. Penguasaan teknologi
canggih. Di tempat kerja, ini juga dilihat sebagai hambatan bagi mahasiswa yang
akan memasuki dunia kerja.
11. Pembatasan izin masuk
(visa). Ini juga merupakan satu tantangan bagi para mahasiswa. Para pencari
kerja yang prospektif mempunyai keinginan untuk mendapatkan kesempatan bekerja
di tingkat regional maupun internasional. Akan tetapi untuk melakukan hal
tersebut tidak muda disebabkan oleh pembatasan-pembatasan izin masuk tertentu.
Thanks : Qurota Aini blog
Bagikan
Tantangan Karir Mahasiswa di Era Modern
4/
5
Oleh
Karirmahasiswa