Friday, January 6, 2017

Strategi Menyelesaikan Masalah (Tinjauan Teoritis)


Ini adalah artikel lanjutan dari artikel pertama Masalah dan masalah datang lagi, lalu bagaimana?? untuk sahabat yang belum baca bisa klik link itu. Kalau di artikel kemarin saya bisa menyebutnya sebagai latar belakang, maka untuk artikel berikut adalah pembahasanya, mohon maaf agak teoritis karena ini memang bahan skripsi saya pribadi. 

Definisi Masalah 
Menurut W.Gulo Masalah kalau diartikan pada hakikatnya ialah kesenjangan/ketidaksesuaian antara situasi nyata dan kondisi yang di inginkan, jadi realita yang terjadi itu berbeda dengan keinginan yang kita harapkan, misalnya kita ingin dapat nilai bagus tapi ternyata dapetnya jelek, atau kita berharap hubungan yang kita bina baik dengan sahabat atau pasangan baik-baik saja ee ternyata ada ganjalan/problem. Nah kesenjangan atau ketidaksesuaian tersebut biasanya menampakkan diri dalam bentuk keluhan, keresahan, kerisauan atau kecemasan.
Hasil gambar untuk problem solving

Nah untuk lebih memudahkkan kita dalam memahami, ada beberapa contoh masalah berdasarkan tingkatan dan dampak yang di timbulkan baik secara fisik ataupun psikis terhadap seseorang agar lebih mudah untuk memahami apa itu masalah, berikut coontohnya:

1.   Kehilangan Pasangan (100%)
2.   Kehilangan Anggota Keluarga / Meninggal  (90%)
3.  perceraian/ Perselisihan di Antara Anggota Keluarga  (80%)
4. Tersangkut Masalah Hukum/ Kriminal (70%)
5.  Bisnis Yang Bangkrut/ Baru Saja Kena PHK (60%)
Dan masih banyak contoh masalah-masalah yang lain namun biasanya kadarnya lebih rendah dari yang  5 besar ini

Setelah paham mengenai definisi masalah, sekarang kita lanjut ke mencari arti dari penyelesaian masalah itu sendiri, Masih menurut W. Gulo ia  menambahkan bahwa penyelesaian masalah adalah proses memikirkan dan mencari jalan keluar bagi masalah itu sendiri. Setiap individu berusaha untuk menyelesaikan masalah yang muncul dengan berbagai cara yang berbeda sesuai dengan pengalaman masa lalu dan pengetahuan yang dimiliki. Walaupun pada dasarnya tujuan menyelesaikan masalah  adalah sama yaitu mendapatkan solusi atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

Sedangkan Endler  berpendapat bahwa strategi mengatasi masalah ialah sebagai usaha individu yang melibatkan aspek pikiran (cognitive), perasaan (affective) dan tindakan (behavior) untuk menghadapi tuntutan internal maupun eksternal yang dinilai melampaui kemampuan yang dimiliki.
Kemudian ada juga pendapat dari Aldwin & Revenson yang menyatakan bahwa strategi penyelesaian masalah merupakan suatu cara atau metode yang dilakukan oleh tiap individu untuk mengatasi dan mengendalikan situasi atau masalah yang dialami dan dipandang sebagai hambatan, tantangan, yang bersifat menyakitkan, serta merupakan ancaman yang bersifat merugikan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat diperoleh pengertian bahwa kemampuan mengatasi masalah adalah kesanggupan individu dalam usahanya mencari jawaban atau jalan keluar terhadap permasalahan yang dimiliki atau dihadapi sehingga diperoleh hasil pemilihan salah satu jawaban dari beberapa alternatif pemecahan yang mengarah pada satu tujuan tertentu.



Hasil gambar untuk problem solving

Model dan Bentuk Strategi Penyelesaian Masalah

Menurut Lazarus and Folkman secara umum membagi strategi penyelesaian masalah  dalam dua kategori utama yaitu,

1) Strategi mengatasi masalah yang berorientasi pada masalah (Problem Focused Coping). 

Strategi mengatasi masalah yang berorientasi pada masalah adalah usaha aktif yang dilakukan individu dalam menghadapi situasi menekan. Strategi mengatasi masalah yang berorientasi mencari pokok dan penyelesaian masalah memungkinkan individu membuat rencana dan tindakan selanjutnya serta berusaha menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Dalam problem focused coping orientasi utamanya adalah mencari dan menghadapi pokok permasalahan dengan cara mempelajari strategi atau keterampilan-keterampilan baru dalam rangka mengurangi stressor (masalah) yang dihadapi atau dirasakan individu.

2) Strategi mengatasi masalah yang berorientasi pada emosi (Emotion Focused Coping).

Adalah usaha yang dilakukan individu untuk mengatur atau menurunkan tekanan emosi yang meyertai kejadian menekan yang dialaminya. Strategi mengatasi masalah yang  berorientasi pada emosi digunakan ketika sumber tekanan diketaui tidak jelas atau ketika seseorang tidak mengetahui strategi yang lebih efektif untuk digunakan. Dalam kategori ini, terdapat kecenderungan individu lebih memfokuskan diri  untuk melepaskan emosi yang berfokus pada kekecewaan ataupun distress yang dialami dalam rangka untuk melepaskan emosi atau perasaan tersebut.

Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Skinner  yang mengemukakan pengklasifikasian bentuk coping sebagai berikut, yaitu.

1) Prilaku Coping yang berorientasi pada masalah (Problem Focused Coping)
a. Planfull problem solving (mempertimbangkan)
b. Direct action (menyelesaikan langsung)
c.         Assistance seeking (mencari dukungan)
d.         Information seeking (mencari informasi)

2)      Prilaku coping yang berorientasi pada emosi (Emotional Focused Coping)
a.         Avoidance (menghindar)
b.         Denial (menolak)
c.         Self-critiscm (menyalahkan diri sendiri)
d.        Positive reappraisal (melihat sisi positif)

Dalam menghadapi tuntutan permasalahan hidup, setiap individu mempunyai strategi mengatasi masalah yang berbeda dengan individu lain tergantung pada keyakinan dan penilaian masing-masing individu terhadap berbagai situasi yang dihadapi, walaupun pada dasarnya tujuan menyelesaikan masalah adalah sama yaitu mendapatkan solusi atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi
Hasil gambar untuk coping stress

Lebih lanjut, Moos (dalam Dahlia, 2006:47) telah menyusun skala strategi mengatasi masalah pada seseorang. Berdasar pada teorinya, strategi mengatasi masalah di bedakan menjadi dua aspek yaitu:

1)      Aspek strategi mengatasi masalah aktif (active confrontation coping styles)

Berikut aspek yang menunjukkan bahwa individu menghadapi secara langsung kejadian menekan yang dialaminya. Terdiri dari:

  • Analisis Logis (logical analisis),yaitu usaha individu untuk memahami masalah yang dihadapi dan siap menerima konsekuensinya
  • Penilaian Positif (positive appraisal), yaitu usaha individu untuk menilai dan mengartikan permasalahan yang di hadapinya secara positif serta mengambil hikmah dari setiap masalah yang dihadapinya.
  • Mencari Bimbingan dan Dukungan (seeking guidance and support), yaitu usaha indivdu untuk mencari informasi, dukungan, nasehat dan bimbingan dari orang lain.
  • Mengatasi Masalah (Problem solving) yaitu usaha indivdu untuk melakukan tindakan dan mengatasi langsung masalah yang di hadapinya.



2)      Aspek strategi mengatasi masalah pasif (avoidance coping styles)
yang menunjukan bahwa individu menghindari kejadian menekan yang dialaminya. Terdiri dari:
  •  Penghindaran kognitif (Cognitive Avoidance), yaitu usaha individu untuk menghindari pikiran mengenai masalah yang di hadapinya
  • Penerimaan (Acceptance or Resignation), yaitu usaha individu untuk mereaksi masalah dengan cara menerimanya secara pasif atau pasrah terhadap keadaan yang dialaminya.
  • Ganjaran alternatif (Seeking Alternative Rewards), yaitu usaha individu untuk mencari atau terlibat aktif dalam berbagai kegiatan dan mencari kepuasan dari kegiatan tersebut.
  • Pelepasan emosi (Emosional Discharge), yaitu usaha individu untuk mengurangi tekanan emosi dengan cara mengekspresikan perasaan negatifnya pada diri sendiri dan orang lain.

Strategi mengatasi masalah merupakan suatu proses yang dinamis, artinya bahwa respon setiap individu dalam menghadapi tuntutan permasalahan hidup tidak selalu sama, perbedan respon tersebut menghasilkan berbagai macam gaya dalam menyelesaikan masalah, yang selanjutnya dibedakan menjadi dua macam yaitu strategi mengatasi masalah aktif dan strategi mengatasi masalah pasif. Menurut Holahan dan Moos (dalam Dahlia,2006:46) dibandingkan strategi mengatasi masalah pasif, individu yang menggunakan strategi mengatasi masalah aktif menunjukkan keberhasilan dalam mengatasi masalah yang muncul. Hal ini di sebabkan karena individu yang mengatasi kejadian menekan dengan cara aktif akan menggunakan aspek kognitif dan perilaku yang dimiliki untuk merubah cara pikir dan segera mungkin mencari dan menemukan alternatif penyelesaian masalah yang tepat.

Nah kalau kita amati sejenak diantara beberapa strategi mengatasi masalah di atas kita dapat sederhanakan lagi menjadi 2 kelompok yaitu antara Problem Focused Coping dan Active Confrontation Coping Styles menjadi 1 kelompok, karena sebenarnya 2 pendapat ini hampir sama yaitu secara aktif  berupa tindakan nyata berusaha untuk menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi. Biasanya kita dapat mengaplikasikan model ini jika sumber masalah yang sedang menimpa kita dapat di identifikasi atau secara nyata bisa di lihat, misalnya:  Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan, sekolah, keluarga dan berkenaan juga dengan orang lain.

Kemudian kita dapat mengelompokan lagi antara Strategi Mengatasi Masalah Pasif (avoidance coping styles dan Coping Yang Berorientasi Pada Emosi (Emotional Focused Coping) menjadi 1 kelompok, karena 2 moodel ini sebenarnya hampir sama yaitu secara pasif berusaha menyelesaikan masalah dan lebih memilih untuk meredakan emosi/perasaan yang bergejolak akibat masalah yang didera, biasanya orang yang memilih metode ini akan berusaha untuk melihat sisi baik dari masalah itu (hikmah) dan menerimanya sebagai ujian dari sang pencipta. Biasanya kita dapat mengaplikasikan model ini jika sumber masalah yang sedang menimpa kita tidak dapat di identifikasi atau secara nyata tidak bisa di lihat, misalnya:  Masalah yang berhubungan dengan Takdir, Nasib atupun juga biasanya berupa Musibah dan Bencana Alam yang memang bukan kuasa kita untuk mengaturnya.

Saran dari penulis, apabilla kita masih sanggup berusaha secara aktif untuk menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi maka lakukanlah, dari pada kita hanya berdiam diri meratapi nasib apalagi lari dari masalah tersebut


Faktor yang Mempengaruhi Strategi Penyelesaian Masalah

Zainun (dalam Dahlia, 2012) menyatakan bahwa cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh: 1) sumber daya individu yang meliputi kesehatan fisik/energy; 2) ketrampilan memecahkan masalah; 3) ketrampilan social; 4) dukungan sosial dan ketersediaan sumber daya materi.

Sedangkan menurut Parker (dalam Dian Indrayani, 2013:235) ketika seseorang melalukan strategi penyelesaian masalah, ada tiga faktor utama yang dapat mempengaruhi. Ketiga hal tersebut adalah: 1) karakteristik situasional; 2) faktor lingkungan fisik dan psikososial; 3) faktor personal atau perbedaan individu yang mempengaruhi manifestasi coping antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, persepsi terhadap stimulus yang dihadapi dan tingkat perkembangan kognitif individu.

Lebih lanjut Lazarus dan Folkman (dalam Dahlia, 2012) mengemukakan bahwa factor-faktor yang menentukan efektivitas mengatasi masalah yaitu, (1) karakteristik kepribadian,  yaitu jenis kepribadian dari individu yang bersangkutan (2) dukungan sosial yaitu dukungan dan bantuan dari orang-orang di sekitar individu yang berupa informasi untuk membantu individu mengatasi masalahnya maupun dukungan emosional yang memberikan arti bahwa individu merasa dihargai dan diperhatikan.

Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan mengatasi masalah belajar seseorang yaitu.
1) Faktor internal atau yang berasal dari dalam diri individu,  meliputi: 1) kondisi fisik dan psikis; 2) karakteristik kepribadian; 3) ketrampilan memecahkan masalah; 4) ketrampilan dalam tingkah laku social.
2)  Faktor eksternal atau yang berasal dari luar individu,  meliputi 1) dukungan sosial baik dari keluarga, teman ataupun lingkungan masyarakat; 2) ketersediaan sarana penunjang dan tingkat ekonomi keluarga; 3) pertolongan dari tenaga ahli seperti konselor / psikolog.

Demikianlah tinjaun secara teoritis mengenai problem solving strategi (coping) semoga bermanfaat,

Untuk sahabat yang menginginkan file skripsi secara utuh untuk bahan penelitian ataupun tugas akhir bisa komen ataupun kirim email.

Bagikan

Jangan lewatkan

Strategi Menyelesaikan Masalah (Tinjauan Teoritis)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.