STUDI KELAYAKAN BISNIS/ USAHA
Anda ingin memulai bisnis? , menjalankan suatu bisnis didasari gagasan atau ide
bisnis. Gagasan bisnis inilah yang akan kita tuangkan dalam suatu perhitungan
bisnis yang biasa disebut studi kelayakan bisnis. Membuat studi kelayakan
sederhana dapat dimulai dari:
1. Aspek pasar
Aspek pasar merupakan hal
pertama yang harus diamati. Membaca pasar secara akurat merupakan langkah
sangat penting sebelum memulai bisnis. Produk pesaing yang banyak bukan
alasan kita mesti mengurungkan niat kita berbisnis. Justru banyaknya penjual
atau pemain yang ada membuktikan bahwa potensi pasar terbuka sangat lebar,
sehingga banyak orang terjun dalam bisnis tersebut. Sebaliknya, jumlah pemain
yang sedikit atau bahkan tidak ada, jangan membuat kita langsung memutuskan
untuk menerjuni bisnis tersebut. Jangan-jangan karena memang tidak ada
permintaan. Bila kita memasuki arena pasar
yang ketat, kuncinya adalah apakah produk dan jasa kita berbeda dengan yang
lain, adakah keunggulannya? Dengan memiliki gambaran
terhadap potensi pasar, kita dapat meramalkan atau menghitung berapa jumlah
penjualan kita dalam sehari, seminggu, sebulan, dan setahun.
Aspek pemasaran
Berdasarkan analisis pasar yang
ada, aspek pemasaran harus disesuaikan dengan target konsumen atau pelanggan
yang ingin kita tuju atau garap. Perlu diperhatikan empat aspek yakni:
produk/jasa
Produk/jasa mencakup mutu jasa/produk, kemasan, layanan yang diberikan, rasa (makanan/minuman), kesegaran, dan lain-lain yang disesuaikan dengan sasaran konsumen. Perhatikan bagaimana persaingan yang terjadi dalam bisnis jualan makanan gorengan. Penjual makanan gorengan sangat banyak, tapi tetap saja pedagang tersebut bertumbuh.
Price atau harga
Kita juga harus menyesuaikan harga jual produk kita sesuai dengan jenis konsumen yang hendak kita tuju. Apakah untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi, sedang, atau rendah? Harmonisasikan antara produk/jasa, harga, dengan jenis konsumen yang hendak kita tuju atau kita garap.
Place atau tempat menjual produk/jasa
Lokasi adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam membuka usaha.
Bila memungkinkan, kita dapat memulai usaha dari rumah sendiri. Ini penghematan, karena dengan memulai usaha di rumah, kita mengurangi kebutuhan biaya untuk menyewa atau membeli tempat usaha. Selain itu, memungkinkan kita untuk meluangkan waktu untuk keluarga. Bagi ibu rumah tangga dapat mempunyai waktu lebih untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Sebelum memulai usaha di rumah, jangan lupa untuk memberitahu dan meminta izin kepada tetangga dan RT/RW setempat.
Promosi
Promosi tidak harus mahal.
Menyebar brosur, SMS, memakai pengeras suara (jika memungkinkan) adalah jenis
promosi yang cukup murah. Kita harus kreatif dalam berpromosi. Jangan melakukan
promosi secara asal-asalan. Promosi harus dilakukan dengan perencanaan yang
baik.
3. Aspek SDM
Kunci sukses usaha adalah memiliki SDM yang baik. Sebelum memilih calon karyawan, perhatikan masalah kepribadian dan kemampuannya. Kalau karyawan akan berhadapan langsung dengan pelanggan, tentunya pilihlah orang yang sopan dan ramah. Jika akan menjadi tukang masak tentunya harus dipilih orang yang pandai memasak. Hal yang sangat penting, pilihlah karyawan yang jujur.
4. Aspek teknis
Aspek teknis berkaitan erat
dengan teknis produksi dan operasi. Kita harus merencanakan dengan baik di mana
kita akan melakukan produksi, bagaimana akan membeli bahan baku , bahan penolong, bagaimana
transportasinya, bagaimana cara mengirim, alat produksi yang kita butuhkan,
bagaimana cara mengoperasikan alat tersebut. Kita sebaiknya mempertimbangkan
aspek teknis dengan matang sehingga dapat menunjang penjualan kita. Intinya,
kita dapat menyediakan produk/jasa dengan cara yang efisien dan efektif.
5. Aspek keuangan
Aspek terpenting dalam studi kelayakan bisnis sederhana adalah hitung-hitungan keuangan. Berapa seluruh dana yang kita butuhkan baik modal untuk investasi maupun untuk modal kerja. Berapa penjualan, berapa biaya produksi, berapa biaya penjualan, berapa biaya administrasi, dan berapa tingkat keuntungan yang akan kita dapatkan atau bahkan kemungkinan kerugian.
Memulai usaha, kita harus
memperhitungkan seluruh biaya praoperasi yang harus dikeluarkan. Biasanya hal
ini untuk membeli alat-alat, perlengkapan, sewa tempat. Hal ini kelak akan
dikembalikan dengan hasil keuntungan (hasil penjualan - biaya produksi) yang
kita peroleh. Kemudian kita harus menyusun biaya produksi/operasi berdasarkan
jumlah unit atau banyaknya produk yang hendak dihasilkan. Biaya tersebut
mencakup biaya bahan baku ,
biaya bahan penolong, ongkos tenaga kerja, biaya penjualan, kemasan, tas
plastik, air minum, dan biaya-biaya lain yang digunakan untuk membuat produk
atau menyediakan jasa.
Langkah selanjutnya, kita
menyusun perkiraan penjualan dengan berbagai asumsi, asumsi optimis, asumsi
rata-rata, dan asumsi pesimis. Pada tingkat penjualan berapa kita akan
mendapatkan titik impas, dan pada hasil penjualan berapa, kita dapat memperoleh
keuntungan.
Perlu diperhatikan, tingkat
keuntungan harusnya lebih tinggi dari minimal bunga deposito. Jika bunga
deposito saat ini kurang lebih 10% per tahun, hasil usaha bersih usaha kita
harus lebih tinggi dari bunga deposito. Kalau lebih rendah sebaiknya tidak usah
usaha, lebih baik disimpan dalam bentuk deposito.
Menghitung tingkat pengembalian
investasi bisa dilakukan dengan metode return on investment (ROI). ROI
diperoleh dengan membagi keuntungan bersih dibagi dengan jumlah pengeluaran
praoperasi atau investasi. ROI dinyatakan dalam persentase. Bandingkan hasil
ROI dengan bunga deposito.
Metode lain yang sering
digunakan adalah metode payback period (PP). PP adalah waktu minimum
untuk mengembalikan investasi awal dalam bentuk aliran kas, yang didasarkan
atas total penerimaan dikurangi semua biaya kecuali biaya penyusutan.
Dalam bisnis, yang paling
penting adalah arus kas. Selama kas masuk lebih besar daripada kas keluar,
berarti usaha kita akan tetap dapat berjalan. Apabila arus kas masuk lebih
kecil dari arus kas keluar, dalam jangka waktu tertentu kita akan kehabisan
modal kerja. Bila tidak menambah modal, usaha kita akan berhenti beroperasi.
Jangan lupa memperhatikan
kebutuhan dana untuk modal kerja. Modal kerja adalah modal yang dibutuhkan agar
usaha kita tetap dapat berjalan dengan lancar. Sering kali penjualan kita dalam
bentuk kredit, sehingga tentunya sebagian modal kita tertanam di piutang.
Perlu diingat, studi kelayakan ini ditujukan untuk usaha dalam skala kecil atau skala rumahan yang tidak memerlukan perhitungan terlalu rumit.***
Bagikan
STUDI KELAYAKAN BISNIS/ USAHA
4/
5
Oleh
Karirmahasiswa
1 komentar:
Tulis komentarjan.... total...
Reply