Dunia Karir Dan Mahasiswa: Please, Hari Gini Jangan Sepelekan IPK

Memasuki persaingan dunia kerja yang sangat kompetitif seperti sekarang ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para Fresh Graduate yang baru lulus dari bangku kuliah dan nihil pengalaman, mereka seolah langsung di hadapkan pada masalah yang cukup serius ketika memasuki dunia kerja, ya apalagi kalau bukan persaingan/kompetisi yang berat dalam memperoleh pekerjaan pertama yang di idamkan, ada yang dapat melalui tahap ini dengan mudah (bisa segera mendapat pekerjaan) akan tetapi tidak sedikit pula yang harus berjuang mati-matian untuk dapat lolos seleksi dari perusahaan misal BUMN, Lembaga Pemerintah yang tentunya pelamarnya mencapai ribuan bahkan puluhan ribu.

Lalu apa sebenarnya yang menjadi tolak ukur bagi perusahaan untuk menentukan siapa kandidat yang akan terpilih, biasanya yang umum ada beberapa tahapan seleksi yang harus di lewati dan menjadi syarat mutlak antara lain mulai dari seleksi administrasi, wawancara psikolog dan tes intelegensi/psikotest. nah untuk bisa mengikuti tes-tes tersebut tentu kita harus lolos dulu seleksi awal yaitu seleksi administrasi. nah biasanya di sini sedikit banyak peran IPK cukup menentukan. karena tentu perusahaan tidak akan begitu saja meloloskan berkas yang disana tertulis IPK nya di bawah syarat yang di tentukan perusahaan, sejalan dengan hal tersebut Samuel, keynote speaker dari Bank BCA saat mengisi acara CREANOMIC kemarin di Universitas Brawijaya (UB) menuturkan pendapatnya untuk para mahasiswa.

"Strategi apa yang kita harus persiapkan untuk bersaing dalam dunia kerja yang persaingannya semakin ketat ini?"

“Pastinya belajar dengan baik ya dan jangan sepelekan IPK, kalau kalian masih berpikir IPK tidak penting buru buru tobat deh,” ujarnya. dengan
Ia menuturkan hal ini sering dianggap tidak penting terutama saat kita sudah masuk dalam dunia kerja. Namun, sebenarnya IPK ini justru menjadi cerminan bagaimana sebenarnya mahasiswa tersebut yang bisa menjadi tolak ukur sebuah perusahaan dalam menerima karyawannya.

“Ini bisa jadi tolak ukur bagaimana keseharian mahasiswa itu, rajin atau tidak niat atau tidak kuliahnya yang mereka berpikir ini juga berpengaruh pada etos kerja nanti. Coba bayangkan kalau mereka rajin dan niat kuliah tidak mungkin kan IPK anjlok banget? Nah ini pertimbangan mereka,” paparnya.

Bukan Penentu Penuh, Namun cukup Signifikan.
Samuel menambahkan memang IPK bukanlah cerminan intelegensi seseorang, namun disinilah letak kerja keras dan kedisiplinan diuji.
“Memang IPK tidak bisa menggambarkan intelegensi secara penuh ya disini banyak faktor x yang mempengaruhi hasil. Tapi tidak bisa dipungkiri gitu kalau ini menunjukkan kedisiplinan dan usaha kalian seperti apa karena ini akan berdampak pada etos kerja kalian nanti,” tuturnya.
Selain itu ia juga menambahkan untuk terus mengikuti kegiatan di luar aktifitas akademik sebagai penunjang ilmu yang tidak didapat dari dalam ruang kelas. Disini mahasiswa dididik untuk bersosialisasi yang nantinya akan membantu banyak dalam dunia kerja.
“Kalian yang ikut ukm atau ekskul dan sebagainya itu bagus karena kalian sudah belajar softskill, relasi dan sebagainya yg tdk didapat banyak di bangku perkuliahan pungkasnya